Ngaji Hadis, Ngaji Tradisi

Rp 75.000

Penulis   : Hilmi Firdausy, MA.

Penerbit : Maktabah Darus-Sunnah

Tebal      : 366 halaman

Ukuran   : 14×21 cm

Harga     : 75.000

Kategori

Sinopsis Buku Ngaji Hadis, Ngaji Tradisi

Hingga kini, dunia kampus masih ramai berdebat soal apakah tradisi itu ada hubungannya dengan tasyri’ atau tidak. Di dalam kampus, masih ada mahasiswa bahkan dosen-dosen yang anti tradisi. Karena itu, di kampus nyaris tidak ada istilah ngaji hadis, apalagi ngaji tradisi, melainkan yang ada hanyalah mengkaji hadis dan mengkaji tradisi. Mengkaji hadis biasanya ada di prodi Ilmu Hadis, di bawah fakultas Ushuluddin, atau di bawah Fakultas Agama Islam di Universitas yang menginduk kepada Kemendikbud. Sedangkan mengkaji tradisi adanya di Fakultas Ilmu Budaya, tepatnya di prodi ilmu Antropologi atau di Prodi Sejarah dan Peradaban Islam. Namun di Pesantren, mengaji hadis adalah keniscayaan dan menjadi kurikulum wajib. Begitu pula dengan mengaji tradisi. Mengkaji hadis dan mengkaji tradisi pun menjadi rutinitas diskusi mereka. Epistemologi hadis di pesantren mengajarkan santri menjadi “ahli hadis” yang bertradisi (traditionist santri) bukan sekedar “ahli hadis” yang tradisionalis (traditionalist santri). Santri, meskipun tradisionalis, harus tetap tradisionis, bertradisi. Saat mengaji hadis pun tetap bertradisi.

Di sinilah, pesantren adalah sumber epistemologi tersendiri dalam kajian Islam secara makro. Pesantren menawarkan model epistemologi Islam yang unik dan patut dikembangkan. Mengaji dan mengkaji hadis sekaligus mengaji dan mengkaji tradisi untuk mendapatkan Islam yang sejati. Selamat menikmati bukunya mas Hilmy ini.

 

Dr. Ahmad ‘Ubaydi Hasbillah, MA.Hum.

Dosen Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences