Epistemologi Fikih Kontemporer

Mengkaji Konsep Baru Fikih Gagasan Sahal Mahfudh, Yusuf al-Qaradawi, dan Wahbah al-Zuhaili

Rp 80.000

Layout dan sampul : Amien Nurhakim
Tebal : xviii + 215 halaman
Cetakan Pertama : September 2022

Sinopsis Buku Epistemologi Fikih Kontemporer

“Kita hari ini melihat ada trend baru dalam disiplin ilmu fikih, yaitu membuat konsep baru fikih yang mampu mengakomodir berbagai macam persoalan fikih, khususnya yang masih dalam satu naungan topik. Misalnya ada fikih agrarira, fikih disabilitas, fikih kebangsaan, fikih kedokteran, dsb. Begitu juga ada fikih sosial gagasan kiai Sahal Mahfudh, fikih minoritas gagasan syekh Yusuf al-Qaradhawi, dan fikih darurat gagasan syekh Wahbah al-Zuhaili. Ketiga konsep terakhir ini merupakan pembahasan utama yang disorot di dalam buku ini. Dengan melihat epistemologi ketiga konsep baru fikih tersebut, maka kita akan mengetahui apa dan bagaimana ciri khas fikih yang ada di era kontemporer saat ini. Setidaknya ada dua hal mengapa buku ini menjadi penting dan layak dibaca; pertama kita akan disuguhkan mengenai perjalanan fikih dari masa ke masa, kedua kita menjadi tahu tentang basis dan metodologi yang digunakan untuk merumuskan konsep baru fikih tersebut. Ini juga dapat sekaligus menjawab pertanyaan semacam: seberapa penting melahirkan konsep baru fikih guna menjawab persoalan-persoalan yang relatif baru saat ini? Apakah ada perbedaan antara produk fikih ulama masa silam dengan produk fikih yang dihasilkan dari konsep baru fikih tersebut? Maka melalui buku inilah pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat tersingkap.”

KH. Prof. Dr. Said Agil Husin al-Munawwar, MA
(Guru Besar Fikih dan Ushul Fikih di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

 

“Fikih menjadi ciri orang yang mendalami ilmu Islam. Sebagaimana sebutan kepada orang yang alim ilmu agama Islam adalah faqih. Bahkan Rasulullah saw. Mendoakan Abdullah bin Abbas ra. menjadi faqih bidang agama. Begitu juga kalau kita menelisik perkembangan dan kemajuan keilmuan Islam selalu ditandai dengan perkembangan dan majunya ilmu fikih. Buku yg ada di tangan pembaca ini sungguh elok dicerna karena memotret para faqih di zamannya di area dan kawasan yang berbeda. Yaitu kawasan Timur Tengah dan Nusantara. Sebab keilmuan fikih itu selain soal pembacaan terhadap teks juga harus pandai meresapi kontesnya. Maka kawasan dan orang yang ahli fikih akan melahirkan hal yang berbeda tentang keilmuan fikih dan produk hukumnya. Buku ini memotret fikih modern di area dan orangnya yang berbeda tentu sangat penting untuk diketahui. Selamat membaca!”

KH. M. Cholil Nafis, MA., Ph.D
(Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah)